Rabu, 27 Juni 2012

just like season, people change.




          “It’s hurtful to see people change, but even more hurtful to remember who they used to be” –Tiffany William



Apa yang tidak berubah? Cuaca, suasana, tinggi badan, panjang rambut, kerut-kerut di kening, suara, waktu, perasaan?
Hell yeah, tidak ada yang konstan berjalan. Bahkan batu dan tanah pun bisa bergerak.


Kita butuh perubahan untuk tetap bisa ada didunia ini. Sekarang tinggal apa yang kita inginkan untuk berubah dan apa yang sekuat upaya kita pertahankan untuk tetap sama ada, karena mereka sudah baik. Mau tidak mau perubahan adalah hal yang nyata harus kita jalani. Suka atau tidak suka. Sakit atau tidak sakit.


Saya selalu mengangap bahwa apa yang paling mudah berubah dalam hidup ini adalah perasaan, adalah hati. Itu kenapa, ada yang sering mengatakan: “Isi hati manusia, siapa yang tahu dalamnya?”


Dan perubahanlah yang memberikan kesempatan manusia untuk mendewasakan dirinya. Perubahan jugalah yang memberikan kesempatan manusia untuk memaafkan dan dimaafkan. Perubahan pulalah yang terkadang memberi kesempatan kita, untuk menjadi lebih bahagia.


Apa yang mampu bertahan selamanya? Tidak ada. Bahkan kamu pun perlu mati, suatu saat nanti. Kalau beruntung, kau pun akan sempat merasakan bagaimana hidupmu berubah menua. Bagaimana rambutmu yang hitam mulai beruban, bagaimana kulitmu yang kencang mulai mengendur, bagaimana jajaran gigimu yang rapat mulai berlubang.


Dan ya, tidak semua orang diberi kesempatan menua. Bahkan kebanyakan manusia diusia saya, begitu teramat percaya diri dengan ‘masih’ panjangnya deret bilangan usia yang mereka miliki. Tapi nyatanya, apa yang mampu lebih dekat dari jarak kematian itu sendiri? Tidak ada.


People change?
Yes they did
But hey, i’ts real life. Nothing last forever right?


Bahkan mereka yang ada dalam kepalamu tidak pernah terpikirkan akan merubah sikapnya. Bisa saja berubah tanpa sempat kamu mengedipkan matamu. Secepat itu? Ya tentu saja mereka mampu. Apa yang tidak bisa dilakukan manusia? Mereka cerdas melakukan hal-hal yang bahkan tidak sempat kamu bayangkan mereka sanggup untuk lakukan. Salah satunya pun bisa jadi cerdas menyakitimu. Benar kan? :p


Dan apakah mereka salah? Saya rasa tidak. Karena setiap orang berhak menjalani hidupnya dengan caranya masing-masing. Dan kita, hanya perlu memahami mereka. Menghargai cara berpikir mereka dan lebih menghargai diri kita sendiri setelahnya. Yakinlah saja, mereka punya alasan terbaik, walau mungkin dengan keputusannya mereka memilih untuk bersikap buruk padamu.


Whatever it’s hurtful to remember who they used to be, you still have to face it.
Melarikan diri, hanya untuk mereka yang pengecut pada kenyataan.


Karena saya tahu, tidak semua perubahan berjalan ke arah yang kamu anggap baik. Beberapa seakan bergerak ke arah yang tidak kamu inginkan. Tapi itulah yang terbaik untukmu.


Hal yang pertama kali harus kamu kendalikan adalah hidup dan perasaanmu sendiri. Kebetulan, saya bukan bagian dari mereka yang betah menyerapah keadaan dan hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup saya. Apalagi menyerapah mereka yang sudah membuat saya kecewa. Saya selalu berpikir, mereka tidak akan pernah mengecewakan saya, apabila saya tidak memberi mereka kesempatan untuk melakukannya.


Hidup, hati, dan diri saya ini berada dalam tanggung jawab saya sepenuhnya, bukan orang lain. Ya, dimana-mana menyalahkan orang lain, selalu menjadi pilihan yang mudah. Tapi itu pilihan yang paling tidak bijaksana.
Ketika saya patah hati, putus dari seseorang, menyerapah dan menyalahkan kekurangannya akan menjadi hal yang lebih mudah saya pilih. Tapi apakah itu akan membuat saya move-on lebih cepat? Tidak.


Saya lebih suka introspeksi diri daripada repot mengkoreksi kesalahan orang lain. Kesalahannya, adalah bagiannya. Hidup dan kebahagiaan saya, adalah bagian saya.


Karena menyalahkan keadaan adalah seburuk-buruknya keadaan yang bisa kamu jalani. Saya mungkin punya beberapa hal yang tidak baik di masa lalu tapi tidak akan saya biarkan mereka membuat masa depan saya menjadi ikut tidak baik.


Memang masa lalu pikir, siapa mereka bisa mendikte masa depan saya? Ha?!”
*teriak gaje*


Saya memang tidak suka membicarakan mereka, karena memang saya berpikir mereka bukan bagian yang perlu saya ingat-ingat. Tapi yakin saja itu adalah titik terendah dalam hidup yang pernah saya alami. Berat, bahkan sangat berat. Tapi memang siapa yang mau peduli pada mereka kecuali diri saya sendiri dan Tuhan. Berharap ada seseorang yang dengan baik hati mau mencoba memahami masalah orang lain di tahun 2012 ini adalah bagian dari kekonyolan. Setiap manusia, punya bagian masalahnya masing-masing. Dan mereka cukup repot untuk ikut campur dalam masalahmu. Dari pada berharap dan kecewa, lebih baik cobalah menyelesaikan masalahmu sendiri.


Perubahan, telah mengantar saya sampai di titik ini. Dan untuk sampai ke titik ini bukanlah hal mudah. Tidak ada yang menjadi penolong sebaik diri kita sendiri, bagi diri kita sendiri tentu saja. Lagipula siapa yang mampu bertahan hidup tanpa perubahan? Tidak ada.


Jadi ketika seseorang didekatmu berubah, pandanglah ia sebagai proses dalam hidup yang mesti kau lalui agar tetap mampu bertahan hidup. Jika perubahan itu membuatmu sedih, yakinlah itu hanya akan terjadi sementara waktu saja. Karena Tuhan akan menunjukan padamu, bahwa kesulitan hanyalah salah satu dari bentuk kebahagiaan yang masih tersembunyi wujudnya.


*****


GOD IS ALWAYS ON TIME !

Setiap kali saya membaca kalimat diatas, saya tahu, ada yang merencanakan hidup saya dengan sempurna dan Dia adalah Ahlinya.

Apa lagi yang perlu dikhawatirkan, ketika kau meyakini bahwa keputusan Tuhanmu selalu menjadi yang paling tepat waktu?
Buruk atau baik (di matamu)
Suka atau tidak (di hatimu)
Mereka yang datang “tepat waktu” pasti akan mengantar hidupmu ke arah yang tepat.
Semua hal itu ada takdirnya—ada masanya—ada hikmahnya. Bukan begitu?

Tidak ada perubahan yang nyata seburuk yang ada di dalam pikiranmu. Walau pun mereka harus berjalan dengan cara yang buruk dalam hidupmu.


Beberapa minggu belakangan, saya banyak belajar bahwa ternyata merelakan adalah kegiatan yang menyenangkan ketika nyata telah berhasil dilewati.
Merelakan mungkin adalah kegiatan yang begitu sulit dimulai, tapi cukup membahagiakan ketika berhasil diakhiri.

It’s really funny. But finally i’m happy enough!

Merelakan dalam bentuk apapun, mampu membuatmu bahagia dengan cara yang baik.
Percayalah.
Jadi jangan terlalu mengkhawatirkan apa yang belum terjadi, ketakutanmu hanya akan membuang banyak waktu untuk menikmati hidupmu.


Dan satu hal yang saya pelajari dari hidup belakangan ini:
Kamu tidak tahu apa yang telah seseorang alami dalam hidupnya dan seperti apa masa lalunya berjalan. Kamu tentu saja tidak bisa meratakan semua orang untuk bisa hidup sebaik cara yang kamu punya. Cobalah untuk tidak egois, atau kesepianmu takkan pernah habis. Tidak akan ada yang mampu bertahan dengan mereka yang memilih ke-egoisan untuk mengisi hidupnya.




ps: belakangan membaca jadi hal yang menyenangkan buat saya.
seandainya sama menyenangkannya dengan membaca accounting text book. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar